Miracle In Cell No.7
Film Miracle In Cell No 7 (7beonbang-ui seonmul) merupakan film yang dibuat berdasarkan kisah nyata yang terjadi pada tahun 1972 di Korea Selatan. Film yang ditayangkan pada tahun 2013 ini merepresentasikan diskriminasi dan ketidakadilan yang dialami oleh seorang penyandang kebutuhan khusus. Tidak hanya itu, film ini juga memiliki fungsi sebagai kritik sastra mengenai diskriminasi terhadap penyandang kebutuhan khusus di Korea Selatan. Dalam waktu satu bulan sejak penayangan film ini, film ini mampu menjaring 10 juta penonton. Selain itu, film ini juga mendapatkan rating 8,2 dari 10 (menurut imdb). Oleh karena itu, film ini menjadi salah satu objek yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini akan dianalisis menggunakan teori diskriminasi dan sosiologi sastra. Teori sosiologi sastra merupakan teori yang menganggap bahwa karya sastra memiliki kaitan dengan realitas dan aspek sosial kemasyarakatan. Penggunaan teori ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk diskriminasi terhadap penyandang kebutuhan khusus yang terdapat dalam film Miracle in Cell no 7. Selain itu, dapat diketahui juga bagaimana film ini berfungsi sebagai representasi dan kritik terhadap diskriminasi yang dilakukan kepada penyandang kebutuhan khusus di Korea Selatan. Melalui analisis yang dilakukan, ditemukan bentuk-bentuk diskriminasi yang terdapat dalam film Miracle in Cell no 7. Bentuk-bentuk tersebut diklasifikasikan menjadi dua, yaitu diskriminasi dalam kehidupan bermasyarakat dan diskriminasi dalam bidang hukum. Akibat adanya diskriminasi, Lee Yong Goo menjadi menerima bentuk perlakuan tidak adil yang menyimpang dari norma sosial kemanusiaan. Bentuk-bentuk diskriminasi tersebut dianalisis menggunakan undang-undang bagi penyandang kebutuhan khusus untuk menunjukkan adanya kekeliruan terhadap tindakan diskriminasi kepada penyandang kebutuhan khusus. Dalam penelitian juga dijelaskan mengenai representasi diskriminasi terhadap penyandang kebutuhan khusus di Korea Selatan dan hubungannya dengan film Miracle in Cell no 7, serta kritik terhadap diskriminasi tersebut. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa film Miracle in Cell no 7 merupakan sebuah film yang dikemas untuk menyampaikan representasi diskriminasi terhadap penyandang kebutuhan khusus di Korea Selatan dan kritik terhadap perlakuan tidak adil kepada penyandang kebutuhan khusus di Korea Selatan


0 Comments